Kupang,- Di tengah- tengah terpaan badai yang datang silih berganti namun pada usianya ke -61 Bank NTT terus tunjukan prestasi gemilang dengan mewujudkan mimpinya menjadi bank devisa.
Prestasi gemilang tersebut berkat kerja kolaborasi dari semua pihak.
Dalam sambutannya Direktur Utama Bank NTT, Alex Riwu Kaho, mengatakan, pencapaian ini merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh elemen Bank NTT dalam mewujudkan bank yang modern dan berkontribusi produktif bagi pembangunan daerah.
"Pesannnya kolaborasi,bahwa memang pekerjaan tersebut tanggungjawab oleh pemegang saham beliau ingin membuat NTT jadi bank yang efektif,efisien,"kata Alex saat Launcing Bank Devisa di lantai 5 Kantor pusat,Senin (03/09/2023).
Dikatakan hal ini juga didengungkan oleh pemimpin di daerah ini
Alex menuturkan bahwa hal tersebut merupakan daya tahan dan daya tumbuh serta nilai beda sebagai Bank Pembangunan Daerah.
Menurut Alex, Bank NTT harus memiliki daya tumbuh, daya tahan, dan nilai beda sebagai BPD yang bekerja secara kolaboratif dengan kekuatan teknologi informasi dan perangkat infrastruktur yang mumpuni. Semuanya menjadi satu formula kesiapan pemenuhan persyaratan untuk mendapatkan persetujuan operasional dari OJK sebagai bank devisa.
Pencapaian Bank NTT menjadi bank devisa menurut Alex, juga tidak terlepas dari andil dan kontribusi konsultan yang menyiapkan berbagai kebutuhan visibilitas, sehingga seluruh standar atau parameter untuk menjadi bank devisa, dapat terpenuhi dan divalidasi OJK.
“Dukungan dari semua komponen di OJK merupakan bukti nyata penguatan kelembagaan Bank NTT untuk mampu memberikan yang terbaik bagi pembangunan di NTT,”ungkap Alex.
“Terima kasih juga kepada seluruh pemegang saham yang terus memberikan kami kepercayaan diri dan kekuatan, untuk mampu berjalan menggapai visi menjadi bank yang sehat, kuat, dan terpercaya,” imbuhnya.
Alex juga mengapresiasi seluruh jajarannya yang telah terlibat aktif sebagai tim kerja yang solid untuk mewujudkan Bank NTT sebagai bank devisa.
“Ini menjadi lembaran sejarah, dan tidak akan pernah terlupakan dalam perjalanan sejarah Bank NTT,” ungkap
Pada kesempatan tersebut Alex memberikan apresisasi kepada OJK yang telah memberikan bukti penguatan kelembagaan untuk bank pembangunan di NTT.
"Dikala mana kita menghadapi tantangan dan mampu menjadi pemenang tanpa memberikan sesuatu yang negatif,"ucap Alex.
Wagub Josep Nai Soi dalam sambutannya, mengapresiasi jajaran Bank NTT yang telah bekerja keras dan cerdas, sehingga bank kebanggaan masyarakat NTT ini bisa bertranformasi menjadi bank devisa.
Harapannya, semangat kolaborasi yang telah dibangun jajaran Bank NTT, dapat terus dijaga dan ditingkatkan, sehingga terus berkontribusi positif terhadap kemajuan daerah.
“Perjuangan sebuah BPD menjadi bank devisa tentu bukanlah sebuah upaya yang mudah, karena berbagai regulasi, tahapan, dan proses ketat harus dilalui untuk bisa mendapat pengakuan dari OJK,” ungkap Wagub.
Untuk itu, pencapaian ini menurut Wagub, hendaknya meningkatkan eksistensi Bank NTT untuk semakin kompetitif di tengah perkembangan sektor jasa keuangan yang beragam.
Sementara, Kepala OJK NTT Japarmen Manalu, mengatakan, sejak 31 Agustus 2023, OJK telah memberikan izin kepada Bank NTT untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Kepercayaan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Bank NTT menjadi bank devisa.
“Tentu, ini bukan merupakan garis akhir bagi perjuangan, namun sesungguhnya merupakan awal dari berbagai tantangan serta peluang yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan visi menjadi bank yang sehat, kuat dan terpercaya, dengan memaksimalkan seluruh produk layanan,” harap Japarmen.
Semua yang telah dirancang oleh Bank NTT, diharapkan tidak semata-mata hanya merupakan rencana, namun dapat dilaksanakan secara nyata, dengan tetap memperhatikan penerapan atau tata kelola yang baik, serta pengendalian internal yang memadai.
“Ini juga menimbulkan resiko, jadi di samping benefit nya, ada juga resiko yang muncul. Untuk itu, Bank NTT harus belajar lebih keras lagi, dan meningkatkan penerapan manajemen risiko khususnya terhadap resiko-resiko baru yang akan timbul, antara lain resiko pasar yang sebelumnya belum kita perhitungkan, risiko nilai tukar, resiko operasional, dan juga risiko lainnya, serta menetapkan langkah mitigasi yang tepat untuk mengurangi potensi kerugian,” tegas Japermen.
“Apalagi di dunia teknologi yang sangat tinggi intensitas pemakaiannya, tentunya kita harus membangun pertahanan yang sangat kuat. Optimalisasi layanan juga perlu didukung dengan sarana dan infrastruktur yang andal, khususnya sumber daya manusia yang berkompeten, sehingga dapat memenuhi slogan Bank NTT, Melayani Lebih Sungguh,” lanjut dia.
Hadir pada kesempatan tersebut para Dewan Komisaris, APINDO,Kadin,HIPMI,APJATI,Bank TLM dan mitra kerja Bank NTT lainnya.(Arnold)