(Mengenali Kemampuan Anak Melalui Kesalahan-Kesalahan yang dilakukan Anak Saat Belajar)
Penulis : Livia Eunike Paut, S.Pd., M.Pd
Dosen Universitas Karyadarma Kupang
Kita pasti sering mendengar ungkapan “we learn from mistakes” atau kita belajar dari kesalahan. Manusia sering melakukan kesalahan dan hal tersebut adalah sesuatu yang wajar. Menurut salah satu artikel yang saya baca menyebutkan bahwa kesalahan manusia atau yang sering disebut dengan human error adalah kesalahan yang dilakukan oleh manusia bukan mesin, Kesalahan ini dapat disebabkan karena kurangnya keterampilan, peraturan, dan pengetahuan. Mencegah terjadinya human error dapat dilakukan dengan cara mengenal dan memahami kesalahan yang sering kita lakukan. Kita belajar dan mendapatkan pengetahuan baru dari kesalahan yang kita lakukan.
Kita belajar menjadi lebih baik dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. saat melakukan kesalahan, kita belajar mengenal diri kita melalui pengalaman secara langsung, kemudian belajar menangani kesalahan tersebut, dan pada akhirnya kita mendapatkan keuntungan berupa skill baru yang berharga dalam menjalani kehidupan. Dari kesalahan kita belajar untuk tidak melakukan hal yang sama di hari depan. Kesalahan memberikan pengalaman dan juga pengetahuan kepada kita. Kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja, orang tua, pemuda, remaja, anak-anak, orang yang belum berpengalaman, atau bahkan yang sudah professional sekalipun. Kita mungkin akan mendapat teguran, nasihat, ataupun saksi yang harus kita terima karena melakukan kesalahan, tetapi dari situlah kita mendapatkan makna dari kesalahan yang kita lakukan.
Dalam hal belajar, kita pun sering melakukan kesalahan bukan? Apa lagi jika berhubungan dengan belajar matematika. Kesalahan perhitungan pasti banyak sekali kita lakukan yang terkadang membuat frustasi, sebab kita perlu melakukan perhitungan ulang. Kesalahan-kesalahan dalam belajar matematika ternyata bukan saja tentang kesalahan dalam perhitungan. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan dalam belajar matematika.
Berikut adalah penjelasan terkait kesalahan-kesalahan dalam belajar matematika yang saya dapatkan dari beberapa jurnal ilmiah. Salah satunya adalah teori Newman’s Error Analysis (NEA). Menurut teori NEA terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan dalam belajar matematika yaitu Reading errors, Comprehension errors, Transformation errors, Process skill errors, dan Encoding errors. Reading error atau kesalahan membaca adalah kesalahan dalam mengenali kata atau simbol atau informasi penting dalam soal. Kesalahan ini biasanya ditandai dengan salah membaca soal baik itu berupa simbol, lambang, satuan, atau kata atau tidak mampu membaca soal berupa simbol, lambing atau satuan, dan kata dengan benar. Comprehension error atau kesalahan pemahaman adalah kesalahan memahami maksud dari pertanyaan. Kesalahan ini ditandai dengan tidak dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, tidak dapat memberikan informasi atau salah dalam menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan atau salah dalam memberikan informasi. Transformation error atau kesalahan transformasi adalah kesalahan dalam mentransformasi sebuah masalah atau pertanyaan kedalam bentuk atau model matematika. kesalahan ini ditandai dengan salah memilih pendekatan atau menentukan operasi, proses, atau langkah penyelesaian soal, salah dalam menentukan rumus yang digunakan pada proses atau langkah penyelesaian soal, salah dalam menentukan model matematika dari soal. Process skill error atau kesalahan proses penyelesaian adalah kesalahan dalam proses penyelesaian pengerjaan suatu permasalahan. Kesalahan ini ditandai dengan salah dalam menentukan operasi atau kaidah perhitungan atau aturan pada saat menyelesaikan soal, salah dalam memilih sistematika penyelesaian soal, salah dalam memilih operasi hitung penyelesaian soal, tidak dapat memproses lebih lanjut proses penyelesian soal. terakhir adalah Encoding error atau kesalahan pengkodean atau penentuan jawaban akhir adalah kesalahan dalam menuliskan kesimpulan atau jawaban akhir. Kesalahan ini ditandai dengan salah dalam menentukan jawaban akhir atau tidak dapat menentukan jawaban akhir, salah atau tidak dapat menentukan kesimpulan dari jawaban akhir, salah atau tidak dapat menentukan kesimpulan dari jawaban akhir, salah dalam menentukan jawaban akhir akibat kesalahan sebelumnya, salah menuliskan satuan.
Ternyata dengan menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi salah satu jalan untuk mengetahui kemampuan matematis kita.
Kesalahan-kesalahan ini akan memberikan informasi kepada kita untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan kita dalam belajar matematika. Hal ini juga menjadi tanda bahwa terdapat beberapa aspek yang membutuhkan perhatian khusus. Sebagai guru maupun orang tua, hal ini dapat menjadi informasi yang sangat baik guna mengetahui sejauh mana kemampuan matematis anak. Kata lain, kita dapat melihat sejauh mana pemahaman anak terhadap materi yang diberikan. Guru mendapatkan informasi terkait hal-hal apa saja yang harus lebih diperhatikan ketika mengajar matematika. Guru maupun orang tua dapat membantu anak belajar matematika dengan memfokuskan pada poin-poin yang didapati selama analisis kesalahan-kesalahan tersebut. Penanganan yang tepat terhadap kesalahan-kesalahan selama belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan matematika anak dan akan memberikan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Saya ingin mengajak kita sebagai orang dewasa untuk berefleksi. Terkadang kita memarahi anak karena mereka tidak mencapai sesuatu yang kita harapkan. Ketika melihat hasil ujian mereka yang banyak melakukan kesalahan pengerjaan, atau ketika mereka mendapatkan nilai yang rendah, kita memarahi dan menuduh mereka dengan alasan mereka tidak belajar atau kurang belajar, tanpa kita tahu penyebabnya. Kesalahan yang dilakukan anak ketika belajar bukan menandakan anak tidak mampu. Kesalahan memberikan tanda bagi guru maupun orang tua bahwa anak membutuhkan perhatian lebih pada salah satu aspek dalam dirinya. Anak terkadang belum mampu untuk menyadari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Tugas kita sebagai orang dewasa mengarahkan dan membimbing anak dengan tepat.
Ketika kita tahu kelemahan anak, kita akan mampu untuk mengarahkan anak sesuai dengan kebutuhan mereka. Kita membantu anak mengeluarkan potensi terpendam mereka. Melihat setiap kesalahan mereka sebagai sebuah batu mulia yang perlu digali, dikeluarkan dari dalam tanah, diolah hingga akhirnya menjadi batu mulia yang berharga. Berkilau, indah dan memancarkan sinarnya. Akhir kata saya ingin memberikan sebuah kata bijak yang saya dapat dari internet “if you are not making mistakes, then you are not doing anything”. Selamat belajar menjadi pribadi yang lebih baik, hari depan menantimu.