BPJN NTT Kelola Jalan Nasional Sepanjang 2.153 KM, dengan Alokasi Anggaran Rp 1,247 Triliun





Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur (NTT), Agustinus Junianto, menyatakan bahwa pihaknya mengelola jalan nasional sepanjang lebih dari 2.153 kilometer yang terbagi dalam enam Satuan Kerja (satker) di lima wilayah. Wilayah I meliputi Kota Kupang, sementara Wilayah II mencakup 704,15 kilometer dari Kupang hingga Alor. Wilayah III mengelola 366 kilometer di Labuan Bajo, sedangkan Wilayah IV melingkupi Ende, Sikka, Larantuka, serta Lembata.

Tahun 2024, BPJN NTT mendapat alokasi dana sebesar Rp 1,247 triliun yang akan digunakan untuk menyelesaikan 127 paket pekerjaan, termasuk paket pengawasan. Target utama mereka adalah meningkatkan kemantapan jalan hingga 96,06 persen pada akhir tahun 2024, naik dari kondisi saat ini yang berada di 94,97 persen.

Agustinus menjelaskan, pengelolaan jembatan juga menjadi fokus BPJN. Saat ini, jembatan di NTT dengan total panjang 13.000 meter diharapkan mencapai kemantapan 82,74 persen pada tahun 2024. Progres fisik proyek-proyek BPJN NTT saat ini mencapai 79,6 persen, dengan realisasi keuangan sebesar 69,39 persen. Di antara 34 BPJN di Indonesia, NTT menempati urutan ke-8 dalam progres fisik pembangunan infrastruktur.

Proyek Infrastruktur Jalan Daerah di NTT Rampung, BPJN NTT Fokus pada Jembatan Liliba

Sedangkan Pada tahun 2023, proyek Infrastruktur Jalan Daerah (IJD) di Nusa Tenggara Timur telah selesai dengan total 27 paket pekerjaan yang tersebar di 22 kabupaten/kota. 

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur (NTT), Agustinus Junianto, mengatakan total anggaran untuk proyek tersebut mencapai Rp 337 miliar. Untuk tahun 2024, BPJN merencanakan 12 paket pekerjaan senilai Rp 330 miliar, namun tidak semua proyek dapat diakomodir karena keterbatasan dana.

Salah satu proyek prioritas BPJN NTT saat ini adalah Jembatan Liliba, yang progres fisiknya telah mencapai 90 persen. Proyek ini tinggal menunggu tahap finishing dan pengecoran. 

Meski demikian, realisasi keuangan proyek baru mencapai 50 persen.

Agustinus juga menegaskan bahwa meskipun NTT masih menghadapi keterbatasan anggaran, progres infrastruktur di wilayah ini lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah lain.

 "NTT masih dianggap lebih baik dibanding beberapa daerah lain dalam hal pembangunan infrastruktur," ujar Agustinus. 

BPJN NTT berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT.

Artikel Pilihan

Iklan